Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2017

"Kalo rezeki mah gak kemana"

“Kalo rezeki mah gak kemana” Sering gak, denger ungkapan kaya gitu? Walaupun gak sering, tapi pasti pernah. Aku antara gak setuju dan setuju gitu, sama ungkapan itu.                                                                                                                                      Gak setujunya lebih ke kontek...
"What a beautiful music you played!" "Oh, you listened to it?" "Indeed! I played it hundreds times" "Why? Don't you have anything else to be done? "Yeah, i play it in my every-leisure-time" "Wow, do u like it that much?" "Yes, i do" "Is it that good?" "Yes, it is!" "Can u explain what make it so gud?" "Nothing. I just love it because it's you, th eone who played the guitar. It's beautiful! All about you is." "Don't you drunk?" "Well, i wish i were" But, well. Wish is just a wish. Wish means, I'm actually not. -ur greencup

5th

Ini Bulan September 2017. Aku menemukan posan pertama aku disini juga Bulan September, tapi tahun 2012. Saat itu aku duduk di kelas 8 SMP.  Itu berarti blog ini sudah kurang lebih 5 tahun lamanya menjadi salah satu bagian dari diri aku. Tsah. Awalnya aku buat blog ini karena terinsipirasi dari orang-orang di sekitar. Jadi dulu waktu aku SMP, itu masih jamannya banget main twitter. Nah, di profile twitter tiap akun itukan ada bio, link, location dsb gitu kan. Kebetulan w anaknya emang suka banget stalking. Dan saat itu yang sering aku stalk tak lain dan tak bukan adalah akun kakak kelas dan teman-teman seangkatan sendiri. Entah faedahnya apa, seneng aja gitu kepo. Di akun beberapa kakak kelas, aku menemukan mereka masang link blog. Terus sekali aku iseng buka, eh kok seru bacanya. Jadi keterusan. Jadi kadang aku membuka banyak profil orang hanya untuk melihat apakah mereka punya blog. Terus suatu waktu aku menemukan bahwa beberapa temen seangkatan aku juga ada yang masa...

Jahitan kain

Jarum menusuk perlahan Benang terajut rapi Pelan Seolah menjahit nyawa Dihiasinya setiap inci dengan permata Tak luput mutiara kecil sebagai pelengkap Pelan Seolah merawat nyawa Dibentakan parfum Digosoknya selicin ubin Seolah menjaga nyawa Terdengar elegan? Berupaya elegan Hingga tak sadar Bahwa tidak semua orang menyenangi kain dengan permata dan mutiara sebagai hiasannya Bahwa tidak semua orang memperhatikan seberapa wangi dan rapi kain itu Beberapa Mungkin Hanya mementingkan seberapa nyaman kain dipakai Betapa, Mubazirnya jahitan setiap inci, tuan.